Ilmuhadits, melengkapi sanad dan matan. Orang-orang sanad itulah perawih-perawih hadits. Maka merekalah pokok pembicaraan ilmu Rijalul Hadits yang merupakan salah satu dari dua tepi ilmu hadits. Lantataran inilah para ulama sangat mementingkan ilmu ini. Ilmu Rijalul hadis terbagi atas dua ilmu yang besar: 1. Ilmu Tarikhir Ruwah : Ilmu sejarah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Urgensi Mempelajari Ilmu Rijalul Hadis Hadits adalah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan. Hadist ini di tulis atau diriwayatkan oleh seseorang yang disebut juga perawi. Dalam periwayatan sebuah hadits itu terdapat seseorang yang sangat pandai dalam menuliskan apa yang dilakukan,disampaikan,dan ditetapkan oleh Rasullulah. Ilmu Rijalul Hadist atau juga disebut ilmu Rijal Al-Hadist merupakan salah satu cabang ilmu Ulum Hadist yang secara spesifik membahas tentang keberadaan para rijal hadis atau para perawi hadist . Dengan kata lain ilmu ini mempelajari tentang para periwayat hadist dalam kapasitas mereka dalam periwayatan hadist. Kedudukan ilmu ini sangat penting didalam periwayatan ilmu hadist, karena ilmu rijal al hadist ini mempelajari persoalan yang terdapat pada sekitar sanad dalam hadist. Sanad adalah suatu jalan yang menyampaikan menuju kepada hadits atau juga bisa diartikan jalan yang menuju kepada inti atau isi dari hadist tersebut matan. Dengan ini kegiatan perawi hadist juga bisa disebut sebagaiDalam pembahasannya menurut Muhammad 'Ajjaj al-Khatib membagi Ilmu rijal al-hadits ini terbagi menjadi 2 cabang yaitu ilmu yang membahas tentang keadaan-keadaan para perawi dari segi aktifitas mereka pada saat meriwayatkan hadist juga bisa disebut ilmu Tarikh al-Ruwah dan ada juga ilmu yang membahas keadaan-keadaan para perawi dari segi diterima tidaknya periwayatan yang telah mereka susun bisa disebut juga ilmu Jarh wa al- Ta'dil .Dengan kata lain ilmu ini mempelajari tentang para periwayat hadist dalam kapasitas mereka dalam periwayatan Tarikh al- Ruwah adalah cabang ilmu yang mempelajari atau juga membicarakan tentang keadaan para perawi hadist terutama pada saat kelahirannya, kewafatannya, guru-gurunya,negerinya ,tempat kediamannya atau juga rumah , perlawatan-perlawatannya dan segala hal yang mengenai perawi dan berhubungan dengan urusan. Hadist dengan kata lain ilmu ini membahas tentang biodata atau riwayat hidup seorang rawi tersebut semasa hidupnya namun yang berhubungan dengan cara bagaimana perawi tersebut meriwayatkan sebuah Jarh wa al-ta'dil adalah ilmu yang membahas tentang kritik yang berisi celaan maupun pujian terhadap para periwayat hadist. Ilmu ini mempelajari tentang apa saja tentang tanggapan-tanggapan orang lain tentang hadist yang diriwayatkan seorang perawi hadits bisa saja ada orang yang mendukung tentang isi hadits tersebut dan juga ada sebagian orang yang berpendapat terbalik yaitu justru celaan bagi sang periwayat hadist tersebut. Dalam ilmu ini sangat bermanfaat bagi siapa yang mempelajarinya karena dengan ilmu rijal al hadist seseorang mendapatkan gambaran bagaimana seorang perawi saat meriwayatkan hadist dan juga mengetahui latar belakang dari perawi hadist yang haditsnya masih berlaku sampai sekarang. Oleh karena itu para ulama islam pun juga sangat antusian dalam meneliti para perawi hadis .Sebagian para ulama modern sangat mementingan hal-hal ini karena dalam rijal hadist meneliti bagaimana sanad hadist,mereka juga ingin mengetahui ketersambungan sanad dan keterputusan sanad dalam suatu hadist. Begitupula ke-marfu'an hadist atau juga dikatakan hadis yang disandarkan kepada Nabi atau ke-mauqufan-nya bisa dikatakan dengan hadis yang disandarkan kepada sahabat Nabi. Oleh karena itu lah banyak ulama yang tergerak hatinya dalam penulisan berbagai keterangan yang berkenaan dengan para periwayat hadist, dan tidak sedikit pula ulama hadist yang banyak memiliki pengetahuan tentang sejarah para periwayat hadist .Tanpa adanya penulisan dan penjelasan tentang berbagai keterangan yang menyangkut dengan periwayat hadist itu, maka umat islam akan lebih mudah tersesat dalam memahami suatu hadist. Karena orang awam akan lebih mudah begitu saja dalam menerima hadist tanpa tahu siapa dan bagaimana orang yang meriwayatkan hadist tersebut. Mereka juga akan memahami apa saja yang dituliskan dalam hadist tanpa memperhatikan bahwa hadist itu sesuai ajaran atau tidak, dan yang lebih parahnya suatu hadist itu juga dapat tersebar tanpa mengenal siapa yang demikian jumlah periwayat hadist pun tidak sedikit , maka seorang ulama akan kesulitan menuliskan seluruh seluruh periwayat hadist dalam satu kitab tertentu. Oleh karena itu ulama ada yang menuliskan riwayat hidup seorang perawi saja atau keterangan yang berkenaan dengan Nabi. Ada juga ulama yang menuliskan tingkatan perawi rijal ini sangat bermanfaat dan sangat membantu para ulama pengkaji hadist yang ingin meneliti kualitas suatu hadist. Untuk mengetahui apa ilmu yang terkandung didalam hadist juga membutuhkan ilmu pengetahuan ilmu hadist yang tinggi dan memadai. Hal tersebut dimaksudkan kepada pengkaji hadist dapat mengadakan tarjih ketika dalam perbedaan REFERENSI Mukhtar, M. 2011. Penelitian Rijal Al-Hadis sebagai kegiatan ijtihad. Jurnal Hukum Diktum, Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

FAKULTASDAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI ; Friday, November 17, 2017. Ilmu Rijaalul Hadits BAB I. PENDAHULUAN.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pentingnya mempelajari Ilmu Rijal al-Hadis dalam mempelajari HadisHadis merupakan perbuatan, perkataan, dan ketetapan dari nabi muhamad SAW, di dalam islam kita memiliki dua sumber ajaran agama yaitu alquran dan hadis. Mempelajari hadis juga merupakan suatu kewajiban seperti halnya mempelajari al quran, dalam mempelajari hadis-hadis kita membutuhkan ilmu atau kaidah yang di khususkan untuk mepelajari ilmu hadis yaitu ulum hadis. Ulum hadis merupakan ilmu pokok yang harus dipelajari untuk memahami hadis lebih mendalam, dengan mempelajari ulum hadis kita akan mendapatkan banyak manfaat seperti mengetahui sunah-sunah yang dilakukan oleh nabi muhamad SAW serta banyak pelajaran lain. Di dalam ulum hadis ada berbagai cabang-cabang yang kita semua dapat pelajari dan dalam hal ini kita akan mempelajari ilmu rijal al-hadis yaitu ilmu untuk mempelajari hadis berdasarkan para perawinya mulai dari perawi lahir sampat perawi tersebut Rijal al-Hadis merupakan ilmu yang mempelajari mengenai keadaan para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi'in, maupun angkatan setelahnya. Ilmu rijal al-hadis ini merupakan ilmu yang penting untuk kita semua pelajari karena banyak ulama yang memberikan perhatian yang sangat serius terhadap ilmu ini untuk mengetahui tokoh-tokoh yang ada didalam sanad, ilmu ini merupakan bagian dari ulumul hadist, ruang lingkup dari ilmu rijal al-hadis adalah dari kehidupan para tokoh perawi hadis itu sendiri, meliputi masa kelahiran lalu perjalanan para perawi dalam meriwayatkan hadis, negeri asal maupun negeri dimana mereka mengembara dengan jangka waktu yang beberapa lama serta kepada siapa saja mereka memperoleh hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan hadis, banyak beberapa ulama berpendapat bahwa ada dua hala yang dapat dinilai dari pribadi para perawi yaitu keadilan dan kualitas intelektualnya apabila kedua hal ini sudah dimiliki oleh perawi maka perawi tersebut dapat dinyatakan sebgai perawi yang bersifat stiqah. Banyaknya hadis palsu yang sudah menyebar disebabkan karena ketidakjelasan para perawinya dalam merumuskan hadis tersebut. Dan banyak juga orang-orang yang mempercayainya hadis palsu yang sudah tersebar dan akan sangat berbahaya jika hal tersebut sampai terus-menerus terjadi, karena dapat menyebabkan penyimpangan terhadap pemahaman hadis yang sahih, kajian ilmu ini memang tidak mudah dipelajari karena pembahasan di dalamnya meliputi para perawi dalam berbagai aspek seperti personal perawi. Dengan mempelajari ilmu rijal al-hadis kita dapat mengerti kualitas para perawi dalam merumuskan hadis, karena dengan menentukan siapa perawi hadis kita juga dapat menentukan apakah hadis tersebut asli maupun tidak serta apakah hadis tersebut didapat langsung dari rasulullah SAW maupun dari sahabat-sahabatnya. Bagi seorang muslim sebaiknya dapat mempelajari ilmu ini agar kita dapat mengetahui kebenaran dari hadis yang kita ketahui dan dapat menyimpulkan bagaimana kualitas hadis yang kita semua ilmu ini tidak hanya membahas mengenai biografi dari perawi saja melainkan juga membahas bagaimana kualitas para perawi dalam merumuskan hadis serta kepintaran dan juga kepribadian para perawi. Dengan mengentahui tentang ilmu ini juga dapat membantu kita untuk mengetahui adakah hadis palsu serta mengetahui tingkat keshahihan hadis-hadis yang ditemui. Banyak manfaat lain yang didapatkan dari mempelajari ilmu rijal al-hadis ini seperti membuat kita mengetahui hadis mana yang datang lebih dahulu dan datang kemudian serta data-data dari perawi hadis, mengetahui tentang tersambung atau terputusnya sanad dalam hadis serta kualitas serta tingkatan suatu hadis dalam permasalahan sanad dalam hadis, dapat mengetahui sikap perilaku maupun pandangan para ahli hadis yang menjadi kritikus terhadap para perawi dalam merumuskan suatu hadis serta menjaga keaslian dari hadis tersebut, dan memberikan kita semua pengetahuan mengenai kualitas dan keaslian suatu yang dapat diambil dari pentingnya mempelajari ilmu rijal al hadis adalah kita dapat mengetahui bagaimana membedakan antara hadis yang shahih maupun tidak dengan cara mempejari perawi dari hadis tersebut. Dengan mengetahui kualitas dari perawi kita juga dapat mengetahui kualitas dari hadis yang diriwayatkan oleh perawi tersebut, kita dapat mengetahui apakah hadis ini palsu atau keliru dengan melihat siapa perawi yang meriwayatkannya. Sebagai muslim yang baik kita harus dapat memastikan apakah hadis-hadis yang kita baca atau pelajari ini sudah benar dan sesuai syariat islam oleh karena itulah pentingnya mempelajari ilmu rijal al-hadis Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya TanyaHadits; Tentang Kami; Senin, 08 Juni 2009. RIJALUL HADITS DAN MADRASAH MEREKA. Oleh Markaz As-Sunnah di Senin, Juni 08, 2009. Oleh : Abu Abdil Bari, Muhammad Yani Abdul Karim, Lc, MAg. MUNCULNYA ILMU RIJAAL a. Mulainya penggunaan isnad. Ilmu Rijalul Hadits Rawi Pengertian, Cabang, Syarat, Contoh, Kegunaannya DEFINISI RAWI الراوي في لغة الذى يروي الحديث و نحوه المنوز ٥٩٠ Kata rawi atau ar-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits naqil al-hadits. Sebenarnya, sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada tiap tabaqah-nya, juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi, yang membedakan antara rawi dan sanad terletak pada pembukuan atau pen-tadwin-an hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin disebut perawi. Dengan demikian, maka perawi dapat disebut mudawwin orang yang membukukan dan menghimpun hadits. Ilmu Rijalil Hadits adalah salah satu dari ilmu-ilmu hadits yang sangat penting. Ilmu hadits, melengkapi sanad dan matan. Orang-orang sanad itulah perawih-perawih hadits. Maka merekalah pokok pembicaraan ilmu Rijalul Hadits yang merupakan salah satu dari dua tepi ilmu hadits. Lantataran inilah para ulama sangat mementingkan ilmu ini. Ilmu Rijalul hadis terbagi atas dua ilmu yang besar 1. Ilmu Tarikhir Ruwah Ilmu sejarah perawi-perawi hadits. 2. Ilmu jahri wat Ta’dil Ilmu yang menerangkan adil tidaknya perawi hadits. Maka Ilmu Tarikhir Ruwah ialah “ ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka meriwayatkan hadits. Maka ilmu ini menerangkan keadaan-keadaan perawi, hari kelahirannya, kewafatannya, guru-gurunya, masa mulai mendengar hadits dan orang-orang yang meriwayatkan hadits dari padanya, negrinya, tempat kediamannya, perlawatan-perlawatnnya, sejarah kedatangannya ketempat-tempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits”. CONTOH RAWI حدثنا محمد بن معمر بن ربعي القيس، حدثنا أبو هشام المحزومي عن عبد الواحد وهو ابن زياد حدثنا عثمان بن حكيم حدثنا محمد ابن المنكدر عن عمران عن عثمان بن عفان قال ؛ قال رسول الله صلي الله عليه و سلم ؛ من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتي تخرج من تحت أظفاره.رواه مسلم Artinya “ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi dari Abu Al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad al-Munqadir, dari Amran, dari Utsman bin Affan ia berkata” Barang siapa yang berwudu’ dengan sempurna sebaik-baiknya wudu’, keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya” MUSLIM. Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il al-Qaisi sampai dengan Utsman bin Affan ra. adalah sanad dari hadits tersebut. Mulai kata “man tawadha’a” sampai dengan kata “tahta azhfarihi”, adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat diujung hadits adalah perawinya, yang juga disebut mudawwin. SYARAT-SYARAT RIJALUL HADITS 1. Islam 2. Baligh 3. Adil 4. Dhabith KEGUNAAN Dari definisi yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa ilmu rijal al-hadits berkaitan dengan hal ihwal para periwayat hadits. Karena itu, ilmu ini mengambil porsi tertentu dalam bahasan ilmu hadits. Ilmu ini sangat diperlukan dalam penelitian sanad Hadits, yang kegunaannya antara lain adalah sebagai berikut. Dengan ilmu ini penelitian sanad Hadits dapat dilakukan, karena ilmu ini merupakan data yang lengkap mengenai para periwayat Hadits, baik biografi mereka,maupun kualitas pribadi sulit dibayangkan, kalau seseorang sekarang ini ingin meneliti sanad Hadits, tanpa menggunakan ilmu ini, mengingat bahwa para periwayat itu sendiri sudah ribuan tahun meninggal dunia. Bahasan Hadits mencakup sanad dan matan, ilmu ini berguna untuk mendalami pengetahuan tentang sanad, dengan menguasai sanad hadits, berarti mengetahui separuh ilmu hadits. Seorang pengkaji hadits belumlah dianggap lengkap ilmunya tentang hadits, kalau hanya mempelajari matannya, sebelum mempelajari juga sanadnya. Sejarah merupakan senjata terbaik yang digunakan oleh ulama dalam menghadapi para pendusta. Sufywan Al Tsaurymengatakan “Sewaktu para perawi menggunakan kedustaan, maka kami menggunakan sejarah untuk melawan mereka.” Ulama tidak cukup hanya menunjukkan urgensi mengetahui sejarah para perawi, tetapi mereka sendiri juga mempraktekkan hal itu. Contoh mengenai hal itu sangat banyak, sampai tak terhitung. Antara lain yang diriwayatkan oleh Ufair ibn Ma’dan Al Kala’yi, katanya Umar ibn Musa datang kepada kami di Himsh. Lalu kami berkumpul di mesjid. Lalu beliau berkata “Telah meriwayatkan kepada kami guru kalian yang shaleh.” Ketika sering mengungkap kata itu, aku bertanya kepadanya “Siapa yang anda maksud guru kami yang shaleh? Sebutlah namanya agar kami bisa mengenalnya.” Ia menjawab “Khalid Ibn Ma’dan.” Aku bertanya kepadanya “Tahun berapa anda bertemu dengannya?” Ia menjawab “Aku bertemu dengannya pada tahun seratus delapan.” Aku bertanya lagi “Di mana anda bertemu dengannya?” Ia berkata “Aku bertemu di dalam peperangan Armenia.” Lalu aku bertanya kepadanya “Bertakwalah kepada Allah, wahai Syeikh dan jangan berdusta. Khalid ibn Ma’dan wafat tahun seratus empat. Jadi anda mengaku bertemu dengannya empat tahun sesudah ia meninggal.” Aku tambahkan pula, ia tidak turut serta dalam peperangan ke Armenia. Dia hanya ikut dalam perang Romawi. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya. Dan juga dengan ilmu ini, dapat ditentukan kualitas serta tingkatan suatu hadis dalam permasalahan sanad hadis. Dalam sejarah islam, pada akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Tholib, pemalsuan Hadits mulai ada dan pada masa pemerintahan Bani Umayyah –sampai akhir abadpertama Hijriyah- pemalsuan itu berkembang pesat. Untuk menjaring Hadits-hadits palsu itu ilmu rijal al-hadits dapat dipergunakan. Jadi dapat diketahui bahwa ilmu rijal hadis berguna untuk mengetahui tentang para perawi yang ada dalam tingkatan sanad hadis. Dengan mengatahui para perawi itu akan dapat mencegah terjadinya pemalsuan hadis, penambahan matan hadis, juga dapat mengetahui tingkatan keshahihan tiap-tiap hadis yang ditemui. LATAR BELAKANG PENTINGNYA Ilmu Rijal Hadis ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadis dalam Islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar sanad. Ulama memberikan perhatian yang sangat serius terhadapnya agar mereka dapat mengetahui tokoh-tokoh yang ada dalam sanad. Ulama akan menanyakan umur para perawi, tempat mereka, sejarah mendengar belajar mereka dari para guru,disamping bertanya tentang para perawi itu sendiri. Hal itu mereka lakukan demi mengetahui keshahihan sima’ yang dikatakan oleh perawi dan demi mengetahui sanad-sanad yang muttashil dari yang terputus, yangmursal, dari yang marfu’ dan lain-lain. Banyak hal yang menyebabkan sejarah para periwayat hadis menjadi objek kajian dalamIlmu Rijal Al Hadis, diantaranya adalah 1. Tidak seluruh hadis tertulis pada zaman Nabi Hadis yang ada ditulis pada masa Nabi sangat minim sekali, padahal yang menerima hadis sangat banyak orangnya. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi kekeliruan dalam penyampaian hadis selanjutnya. Hadis yang disampaikan itu kadang dalam penyampaiannya mengalami perubahan-perubahan redaksi sehingga menyebabkan hadis tersebut menjadi rendah tingkatannya. Oleh karena itu dalam masalah ini diperlukan pengetahuan tentang para perawi yang ada dalam tingkatan sanad untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut. 2. Munculnya pemalsuan hadis Hadis Nabi yang belum terhimpunn dalam suatu kitab dan kedudukan hadis yang sangat penting dalam sumber keajaran Islam, telah dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab oleh orang-orang tertentu. Mereka membuat hadis palsu berupa pernyataan – pernyataan yang mereka katakana berasal dari Nabi, padahal Nabi sendiri tidak pernah menyatakan demikian. Untuk itu Ilmu Rijal Hadis banyak membicarakan biografi para periwayat hadis dan hubungan periwayat satu dengan periwayat lainnya dalam periwayatan hadis agar menghindari terjadinya pemalsuan hadis. 3. Proses penghimpunan hadis Tadwin Karena takut akan kehilangan hadis, maka pada masa khalifah diadakan pengumpulan hadis dari seluruh daerah. Dalam melakukan penghimpunan hadis ini, diperlukan pengetahuan tentang sejarah hidup para perawi sehingga dapat diketahui kualitas hadis yang di himpun tersebut agar tidak terjadi ketercampuran antara hadis yang lebih baik kualitasnya dari segi sanad dengan hadis maudu’ maupun hadis dhaif dalam penghimpunan itu. Inilah beberapa factor yang menyebabkan di dalam Ilmu Rijal Hadis, sejarah para periwayat menjadi objek kajian. Di sebabkan betapa pentingnya pengetahuan tentang periwayat dalam hal-hal yang telah disebutkan diatas. SASARAN POKOKNYA Ilmu rijal al-hadits terdiri atas dua pokok, yaitu Ilmu Tarikh ar-Ruwah, yang mengenalkan kepada kita para periwayat hadits dalam kapasitas mereka selaku periwayat hadits. Ilmu ini menerangkan hal-ihwal periwayat, hari lahir dan wafatnya, guru-gurunya, masa dia mulai mendengarkan hadits, orang-orang yang meriwayatkan hadits darinya, negerinya, tempat tinggalnya, perlawatannya dalam mencari hadits, tanggal tibanya di berbagai negeri, dia mendengar hadits dari guru-gurunya dan segala hal yang berhubungan dengan urusan Hadits. Ilmu ini lebih banyak membicarakan biografi para periwayat hadits dan hubungan periwayat yang satu dengan periwayat yang lain dalam periwayatan al-Jarh wa at-Ta’dil, yang membahas hal-ihwal periwayat hadits dari segi dapat diterima, atau ditolak riwayatnya. Ilmu ini lebih menekankan kepada pembahasan kualitas pribadi periwayat Hadits, khususny dari segi kekuatan hafalannya, kejujurannya, integritas pribadinya terhadap ajaran islam dan berbagai keterangan lainnya yang berhubungan dengan penelitian sanad Hadits. CABANG-CABANGNYA Dari kedua pokok ilmu rijal al-Hadits ini, muncul pula cabang-cabang yang mempunyai ciri pembahasan tersendiri. Cabang-cabang itu antara lain adalah Ilmu Tabaqat ar-Ruwah, yaitu ilmu yang mengelompokkan para periwayat ke dalam suatu angkatan atau generasi al-Mu’talif wa al-Mukhtalif, yaitu ilmu yang membahas tentang perserupaan bentuk tulisan dari nama asli, nama samaran, dan nama keturunan para periwayat, namun bunyi bacaannya al-Muttafiq wa al-Muftariq, yaitu ilmu yang membahas tentang perserupaan bentuk tulisan dan bunyi bacaan, namun berlainan personalianya,dan Ilmu al-Mubhamat, yaitu ilmu yang membahas nama-nama periwayat yang tidak disebut dengan jelas ULAMA-ULAMA YANG AHLI DAN KITAB-KITABNYA Dalam pembahasan tentang ilmu rijal al-Hadits, maka para Ulama mengarang kitab dengan bentuk dan metode yang beragam,berikut pembagiannya 1. Kitab Tarikh ar-Ruwah - At-Tobaqot al-Kubro karangan Muhammadbin Sa’ad 168-230 - Tazkiroh al-HUffaz karangan az-Zahaby w. 748H - Tarikh a-Islam karangan az-Zahaby - Tahzib at-Tahzib karangan al-Hafiz Syihab ad-Din Abu Fadl Ahmad bin Aly ibn Hajar al-Asqolaniy 772-852H - Tarikh Bagdad karangan Abu Bakar Ahmad bin Aliy al-Baghdadiy 392-463H - Al-Asma wa al-Kuna karangan Abu Bisyr Muhammad bin Ahmad ad-Dawlaby 234-320 H 2. Kitab al-Jarh wa at-Ta’dil - Kitab as-Siqat karangan Abu al-Hasan Ahmad bin Abdullah al_Ijliy - Ad-Du’afa al-Kabir dan Ad-Du’afa as-Sogir karangan Imam Muhammad bin Isma’il al-Bukhoriy 194-256H - Al-Kamil fi Ad-Du’afa ar-Rijal karangan Abu Ahmad Abdillah bin Adiy al-Jurjaniy H Source daniati
Studytentang rijalul hadist pada dasarnya meliputi hal-hal antara lain; A. namanya masing-masing, keadaan dan biografinya, laqak atau title dalam bidang hadist, seperti dabit,adil dsb. B. Guru-guru yang memberi atau menyampaikan hadist kepadanya. C. Murid-muridnya yang menerima hadist dari dia. D. Kedudukannya dalam ilmu hadist dan hasil
Pengertian Ilmu Rijalul HaditsKata Rijal al-hadits berarti orang-orang di sekitar hadis atau orang-orang yang meriwayatkan hadis serta berkecimpung dengan hadis nabi. Secara terminologis, ilmu ini didefinisikan dengan ilmu yang membahas tentang keadaan para periwayat hadis baik dari kalangan sahabat, sahih, maupun generasi-generasi rijal al-hadits adalah ilmu yang membahas hal ikhwal dan sejarah para perawi dari kalangan sahabat, tabiin, danatba’ ini sangat penting kedudukannya dalam lapangan ilmu hadits. Ilmu rijal al-hadits ini lahir bersama-sama dengan periwayatan hadits dalam islam dan mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar penjelasan di atas kami menyimpulkan bahwa ilmu rijal al-haditsadalah ilmu yang membahasa para rawi, baik dari kalangan sahabat, tabiin, maupun dari generasi-generasi membantu Maaf kalo salah
Definisidari ilmu hadits riwayah ini adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi'at, maupun tingkah laku nabi. Sebagai orang yang mempelajari ilmu hadits pastinya harus mempelajari juga ilmu hadits riwayah, karena dengan memahami ilmu hadits Ilmu Rijalul Hadis adalah ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai periwayat hadis. Maksudnya adalah ilmu yang membahas seluk beluk dan sejarah kehidupan para periwayat, baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’ tabi’ pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kedudukan ilmu ini sangat penting, mengingat obyek kajiannya pada “matan” dan “sanad“, sebab kemunculan ilmu Rijalul Hadis pada periwayatan hadis sudah mengambil porsi khusus permasalahan-permasalahan pada sanad. Oleh sebab itu, mempelajari ilmu ini sangat penting, sebab nilai suatu hadis sangat dipengaruhi oleh karakter dan perilaku serta biografi perawi itu ilmu Rijalul Hadis adalah untuk mengetahui dan meneliti apakah dapat diterima atau tidaknya keadaan tokoh-tokoh dalam sanad hadis. Urgensi dikuasainya ilmu ini karena di dalamnya membahas tentang periwayat hadis yang dapat menentukan status sanad hadis. Jika perawi dalam sanad tersebut muttasil berkesinambungan antara guru dan murid dan tsiqah terpercaya pada setiap tingkatannya maka periwayatannya sudah dapat diterima meskipun belum Pentingnya Ilmu Rijalul HadisSebagai contoh urgensi ilmu ini adalah, disebutkan bahwa Umar bin Khathab melarang dan membakar tulisan – tulisan hadis dan sampai memukul sahabat Abu Hurairah. Riwayat yang menyebutkan bahwa Umar pernah menyebarkan edaran ke berbagai daerah agar orang–orang membakar tulisan hadis bersumber dari orang yang bernama Yahya bin Ja’d. Dan setelah diteliti, sanadnya terputus sehingga tidak dapat dipertimbangkan sebagai argumen yang juga riwayat yang mengatakan bahwa Umar pernah memukul Abu Hurairah. Riwayat ini setelah diteliti ternyata palsu, karena bersumber dari seorang Syi’ah yang justru anti sahabat, khususnya Umar. Karenanya riwayat seperti ini juga gugur dari pertimbangan. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Syeikh Abdullah bin Mubarak wafat 181 H, sistem sanad adalah merupakan bagian dari agama Islam, sebab seandainya tidak ada sanad maka setiap orang dapat mengatakan aapa saja dengan menisbahkan kepada Nabi saw. Homepage/ pertanyaan seputar ilmu rijalul hadits. Tag: pertanyaan seputar ilmu rijalul hadits. Pengertian Rawi. Oleh admin Diposting pada 24 Oktober 2021. Pengertian Rawi Rawi berarti orang yang meriwayatkan hadis. Ada pula yang mengartikan bahwa rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke Uploaded byNofa Hidayahtullah 100% found this document useful 2 votes4K views11 pagesDescriptionpembahasan mengenai ilmu rijal al-hadithOriginal Titlemakalah ilmu rijalul haditsCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 2 votes4K views11 pagesMakalah Ilmu Rijalul HaditsOriginal Titlemakalah ilmu rijalul haditsUploaded byNofa Hidayahtullah Descriptionpembahasan mengenai ilmu rijal al-hadithFull description Untukmempelajari ilmu hadis diperlukan kesabaran, ketelatenan dan kejernihan hati. Sebab ilmu yang dipelajari tanpa pendasaran akan melahirkan pemahaman yang amburadul dan lompatan logika yang liar dan tidak sistematis. Maka dari itu, mempelajari ilmu hadis dari dasar adalah sangat penting. Buku ini diawali dengan Definisi Hadis dan sinonim-
Ilmu al-Rijal diibaratkan sebagai ilmu yang terpenting dalam pengajian hadis. Ilmu ini membahaskan kedudukan perawi hadis dari sudut penerimaan atau penolakan riwayat, menyingkap kesamaran daripada nama mereka, kunyah, alqab, ansab serta mengetahui dan membezakan kedudukan dan peringkat mereka. Ilmu ini sangat diperlukan dalam pengajian hadis kerana ia membantu untuk memahami lataif al-asanid, membolehkan penyelesaian masalah yang rumit serta membolehkan penelitian terhadap pelbagai sumber tarajum al-rijal yang sangat diperlukan dalam kajian atau kesarjanaan di semua peringkat akademik. Buku ini memberikan pengenalan kepada bidang ilmu al-Rijal dengan gaya yang mudah, tidak menyertakan permasalahan yang rumit dan tidak disepakati oleh para ulama, di samping membawa contoh-contoh yang berkaitan serta latihan yang praktikal dan berfaedah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengenalan Ilm al-RijalSYED ABDUL MAJID GHOURIIlmu al-Rijal diibaratkan sebagai ilmu yang terpenting dalam pen-gajian hadis. Ilmu ini membahaskan kedudukan perawi hadis dari sudut penerimaan atau penolakan riwayat, menyingkap kesama-ran daripada nama mereka, kunyah, alqab, ansab serta mengeta-hui dan membezakan kedudukan dan peringkat ini sangat diperlukan dalam pengajian hadis kerana ia mem-bantu untuk memahami lataif al-asanid, membolehkan penyele-saian masalah yang rumit serta membolehkan penelitian terha-dap pelbagai sumber tarajum al-rijal yang sangat diperlukan dalam kajian atau kesarjanaan di semua peringkat akademik. Buku ini memberikan pengenalan kepada bidang ilmu al-Rijal dengan gaya yang mudah, tidak menyertakan permasalahan yang rumit dan tidak disepakati oleh para ulama, di samping membawa contoh-contoh yang berkaitan serta latihan yang prak-tikal dan 789672 419136 PENGENALAN Ilm al-Rijal Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! SEBUAH TERBITAN Edisi Kedua 2021 Edisi Pertama 2015 Darul Syakir Enterprise Hak cipta terpelihara. Tidak dibenarkan mengeluarkan mana-mana bahagian daripada cetakan ini atau memindahkannya ke dalam sebarang bentuk melalui sebarang cara, sama ada secara elektronik atau mekanik, termasuk fotokopi, rakaman, atau sebarang bentuk penyimpanan maklumat dan sistem menyalin, sebelum mendapat keizinan bertulis daripada Darul Syakir Enterprise. Perpustakaan Negara Malaysia Data Pengkatalogan-dalam-Penerbitan Syed Abdul Majid Ghouri PENGENALAN ILM AL-RIJAL /oleh Syed Abdul Majid Ghouri; Terjemahan oleh Zulhilmi bin Mohamed Nor ISBN 9789672419136 Diterbitkan oleh DARUL SYAKIR ENTERPRISE NO 10 Jalan Seksyen 2/16. Taman Kajang Utama 43000. Kajang Selangor, Malaysia. Tel03-8922 1235 Faks03-8926 5748 Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! PENGENALAN Ilm al-Rijal Oleh SYED ABDUL MAJID GHOURI Terjemahan oleh Dr. Zulhilmi bin Mohamed Nor Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! KANDUNGAN Prakata cetakan yang kedua .................................................................................................... 9 Pendahuluan kitab ................................................................................................................. 13 FASAL PERTAMA PENGAJIANILM AL-RIJAL ............................................................................. 17 Bahagian Pertama AL-ISNAD PENGERTIAN, KEPENTINGAN DAN KEISTEMEWAANNYA .......................................................................................................19 Bahagian Kedua PENGERTIAN SECARA RINGKAS “’ILM AL-RIJAL”......................... 31FASAL KEDUA PENGERTIAN AL-RUWAH ............................................................................... 41 Bahagian Pertama PENGERTIAN AL-RUWAH DARI SUDUT BAHASA DAN ISTILAH DAN KELEBIHAN PERAWI HADIS.................................................................................. 43 Bahagian Kedua SYARAT-SYARAT KELAYAKAN PARA PERAWI DALAM MERIWAYATKAN HADIS................................................................................................. 51 Bahagian Ketiga GELARAN-GELARAN ILMIYYAH BAGI PARA PERAWI............... 67 FASAL KETIGA ILMU-ILMU BERKAITAN MENGENAL KEADAAN PERAWI................. 75 Pendahuluan MENGENAL AL-TABAQAT.......................................................................... 77 Perbahasan Pertama MENGENAL PARA SAHABAT RA................................................. 99 Perbahasan Kedua MENGENAL PARA TABI’IN, PARA PENGIKUT MEREKA DAN AL-MUKHADRAM............................................................................................................... 133 Perbahasan Ketiga MENGENAL PARA PERAWI “THIQAH” DAN “DU’AFA” ..........149 PENGERTIA “ILM AL-JARH WA AL-TA’DIL” ..............................................................150 Perbahasan Keempat MENGENAL PARA PERAWI “AL-MUKHTALITIN” DI KALANGAN PARA PERAWI THIQAH...................................................................... 263 Perbahasan Kelima MENGENAL PARA PERAWI “AL-MUDALLISIN”........................ 273 Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 6 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPerbahasan Keenam MENGENAL “AL-WUHDAN”......................................................... 289 Perbahasan Ketujuh MENGENAL PERAWI YANG TIDAK MERIWAYATKAN KECUALI SATU HADIS SAHAJA................................................................................... 295 FASAL KEEMPAT ILMU-ILMU YANG MENERANGKAN TENTANG PERIBADI PERAWI ............. 299 Perbahasan Pertama MENGETAHUI TARIKH PARA PERAWI..................................... 301 Perbahasan Kedua MENGENAL PARA PERAWI SENIOR MERIWAYATKAN DARIPADA PARA PERAWI JUNIOR............................................................................. 311 Perbahasan Ketiga MENGETAHUI RIWAYAT BAPA DARIPADA ANAK................. 319 Perbahasan Keempat MENGETAHUI RIWAYAT ANAK DARIPADA BAPA.............. 323 Perbahasan Kelima MENGENAL PARA PERAWI BERSAUDARA LELAKI DAN PEREMPUAN.........................................................................................................................329 Perbahasan Keenam MENGETAHUI  AL-MUDABBAJ DAN RIWAYAT  SESAMA RAKAN...................................................................................................................................................353 Perbahasan Ketujuh MENGETAHUI AL-SABIQ DAN AL-LAHIQ.................................. 347 FASAL KELIMA PERKARA-PERKARA YANG MENERANGKAN TENTANG NAMA-NAMA PARA PERAWI, KUNIYYAH MEREKA, GELARAN DAN NASAB MEREKA ............................................................................................. 353 Perbahasan Pertama MENGETAHUI  AL-MUBHAMAT.................................... 355 Perbahasan Kedua MENGETAHUI  AL-MUHMAL................................................. 367 Perbahasan KetigaMENGETAHUI AL-ASMA’ DAN AL-KUNA...................................... 375 Perbahasan Keempat MENGETAHUI KUNA PARA PERAWI YANG TERKENAL DENGAN ASMA’ NAMA-NAMA DAN TIDAK DENGAN KUNA.............................. 385 Perbahasan Kelima MENGETAHUI AL-ALQAB............................................................... 389 Perbahasan Keenam MENGETAHUI AL-MUFRADAT DARIPADA NAMA-NAMA, KUNA DAN ALQAB DARI KALANGAN PARA PERAWI.............................................. 401 Perbahasan Ketujuh MENGETAHUI PERAWI YANG DISEBUT DENGAN NAMA-NAMA YANG PELBAGAI ATAU SIFAT YANG PELBAGAI..................................... . 407 Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 7 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPerbahasan Kelapan MENGETAHUI  AL-ANSAB................................................. 411 Perbahasan Kesembilan MENGETAHUI PARA PERAWI AL-MANSUBIN YANG DINASABKAN KEPADA SELAIN BAPA MEREKA....................................................... 417 Perbahasan Kesepuluh MENGETAHUI PARA PERAWI  AL-MANSUBIN YANG DINASABKAN KEPADA PERKARA YANG BERTENTANGAN DENGAN YANG ZAHIR.......... 421 Perbahasan Kesebelas MENGETAHUI  AL-MAWALI DARI KALANGAN PERAWI............................................................................................................................... 425 Perbahasan Keduabelas MENGETAHUI  TEMPAT PARA PERAWI DAN NEGARA MEREKA ............................................................................................................................................... 429 FASAL KEENAM PERKARA-PERKARA YANG MEMBEZAKAN NAMA-NAMA PARA PERAWI ............................................................................................................. 433 Perbahasan Pertama MENGETAHUI  AL-MUKHTALIF DAN  AL-MU’TALIF ......................................................................................................................... 435 Perbahasan Kedua MENGETAHUI  AL-MUTTAFIQ DAN  AL-MUFTARIQ .............................................................................................................................................. 441 Perbahasan Ketiga MENGETAHUI  AL-MUTASYABIH ........................................449 Perbahasan KeempatMENGETAHUI ................................................................................459 Senarai rujukan ………………………………………..……………….................……… 463 Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 9 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPRAKATA CETAKAN YANG KEDUA                      . Segala puji hanya bagi Allah, selawat dan salam ke atas Muhammad bin Abd Allah, ke atas ahli keluarga Baginda yang terpilih, para sahabatnya yang terbaik serta sesiapa yang mencontohi mereka dengan segala kebaikannya, berdakwah dengan dakwah mereka sehinggalah Hari Penentuan. Detik apabila penulis diamanahkan untuk mengajar kursus Ilm al-Rijal di Jabatan al-Quran wa al-Sunnah di Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor KUIS; penulis merasakan beberapa perbincangn serta topik penting mesti ditambah kepada kitab silibus yang sedia ada, di samping keterangan yang lebih terperinci, penggunaan bahasa yang lebih mudah, pembahagian topik dan pengukuhan kefahaman dengan contoh-contoh. Semua ini untuk meraikan tahap keupayaan mahasiswa yang ada di Jabatan ditambah pula dengan keadaan mereka yang tidak pernah belajar tentang Ilm al-Rijal sebelum ini. Sesungguhnya Allah SWT telah memudahkan usaha penulis untuk menghasilkannya, dan cetakan ini memiliki beberapa kelebihan yang jelas berbanding dengan cetakan yang lepas, ia dapat disimpulkan dalam dua perkara iaitu Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 10 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPertama Perincian dan penerangan lebih lanjut berkaitan dengan manhaj para penulis di dalam kitab-kitab utama biografi para perawi. Kitab-kitab ini sering dijadikan rujukan utama bagi para pelajar dalam proses pembelajaran mereka di peringkat Ijazah Sarjana Muda; sehingga dapat memudahkan mereka menggunakannya. Kedua Disertakan latihan-latihan secara praktikal pada setiap topik perbahasan yang dinyatakan; ini supaya para pelajar mampu untuk mempraktikkan penggunaan kitab-kitab Ilm al-Rijal. Tambahan latihan ini, walaupun tidak banyak, tetapi – dengan izin Allah SWT – mempunyai faedah dan kepentingan tersendiri yang pasti akan disedari oleh para pembaca sendiri. Akhirnya, di sini penulis merakamkan setinggi-tinggi ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan kepada Prof. Dr Muhammad Abu al-Layth al-Khayra Abadi Profesor Hadis di Universiti Islam Antarabangsa Malaysia yang sudi untuk membaca, menyemak dan memberikan komentar terhadap buku ini, begitu juga ucapan terima kasih kepada isteri penulis lulusan daripada Universiti Umm al-Qura di Mekah al-Mukarramah yang telah menyemak dengan begitu terperinci serta mengenalpasti kesalahan ilmiah dan kesilapan teknikal bagi cetakan yang pertama. Kepada kedua-duanya semoga Allah SWT memberikan ganjaran kebaikan yang sebanyak-banyaknya. Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 11 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPenulis juga memohon daripada Allah SWT untuk menerima sedikit tenaga yang disumbangkan dalam memberikan khidmat kepada ilmu yang mulia ini. Agar ia ditulis sebagai suatu yang diganjari di sisiNya, bermanfaat untuk hamba-hambaNya, dan ia bukanlah sesuatu yang sukar bagi Allah SWT. Ditulis oleh Abu al-Hasan Syed Abdul Majid Ghouri 8 Rabiul akhir 1433h 01/03/2012 Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 13 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalPENDAHULUAN KITAB                                        $pκš‰r'¯≈tƒ tÏ%©!$ θãΨtΒu θà?$ ©!$ ¨,ym ϵÏ?$sè? Ÿuρ ¨è∫θèÿsC Î ΝçFΡr&uρ tβθßϑÎ=ó¡•Β  ][$pκš‰r'¯≈tƒ â¨$¨Ζ9$ θà?$ ãΝä3−/u “Ï%©!$ /ä3sn=s{ ÏiΒ <§ø¯Ρ ;οy‰Ïn≡uρ t,n=yzuρ $pκ÷]ÏΒ $yγy_÷ρy— £]t/uρ $uΚåκ÷]ÏΒ Z%y`Í Z!ÏWx. [!$¡Îuρ 4 θà¨?$uρ ©!$ “Ï%©!$ tβθä9u!$¡s? ϵÎ/ tΠ%tnöF{$uρ 4 ¨βÎ ©!$ tβ%x. öΝä3ø‹n=tæ $Y6ŠÏ%u ][$pκš‰r'¯≈tƒ tÏ%©!$ θãΖtΒu θà?$ ©!$ θä9θè%uρ Zöθs% Y‰ƒÏ‰y™ ∩∠⊃∪ ôxÎ=óÁムöΝä3s9 ö/ä3n=≈yϑôãr& ö"Ïøótƒuρ öΝä3s9 öΝä3t/θçΡèŒ 3 tΒuρ ÆìÏÜム©!$ …ã&s!θß™uuρ ô‰ssù y—$sù —öθsù $¸ϑŠÏàtã ] [.     !                   .                         .      Sesungguhnya Ilm al-Rijal atau Ilm al-Ruwat merupakan saluran dan jalan untuk mengetahui darjat sesuatu hadis sama ada sahih, hasan atau daif, begitu juga kedudukannya sama ada diterima atau ditolak. Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 14 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-RijalDisebabkan kepentingan ilmu ini dan ketinggian kedudukannya dalam menyingkap perawi yang adil daripada perawi yang lemah dari kalangan para perawi hadis; al-Imam Ali bin al-Madini w234H mengungkapkan kata-kata yang amat bernilai Sesungguhnya mendalami makna-makna hadis merupakan sebahagian ilmu, mengetahui tentang para perawi pula sebahagian ilmu. Mengetahui ilmu ini adalah menjadi kemestian bagi setiap orang yang ingin mempelajari hadis Nabi yang mulia, tetapi agak pelik di mana disamping kepentingannya yang tiada ganti tidak dikhususkan peringkat yang tertentu untuk mempelajarinya di kebanyakan institusi pengajian Islam, begitu juga di Jabatan-jabatan al-Kitab dan al-Sunnah di universiti-universiti!! Manakala sukatan yang dipelajari oleh para pelajar daripada takrif-takrif yang agak ringkas berkaitan dengan ilmu ini di dalam pengajian Mustalah al-Hadith yang juga dari ilmu al-Riwayah, adalah tidak memadai untuk memenuhi tujuan pengajian ilmu al-Rijal. Alangkah baiknya, jika ditetapkan ke atas para pelajar pengajian Ilm al-Rijal sebagai salah satu mata pelajaran yang terasing daripada perbahasan Ilm al-Riwayah; ia lebih elok dan bermanfaat; kerana diantara faedah utama ilmu ini – terutama jika pengajarnya merupakan seorang yang mahir dan mendalaminya – adalah Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 15 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-Rijal- Membantu para pelajar memahami banyak rahsia dan intipati isnad-isnad yang agak tersembunyi daripada mereka ketika mereka mempelajari hadis-hadis yang bersanad, serta membolehkan mereka menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengannya. - Mendedahkan mereka dengan sumber-sumber yang banyak berkenaan biografi para perawi yang pelbagai serta kelebihan dan perbezaan antara sumber-sumber ini. Sumber-sumber ini tidak dapat tidak mesti dimanfaatkan oleh para pelajar di setiap peringkat pengajian mereka, dalam menyediakan kajian-kajian dan seterusnya tesis-tesis. Bertitik tolak daripada semua inilah, saya menghasilkan kitab yang sederhana ini1, saya berusaha – sekadar kemampuan – untuk memperincikan semua permasalahan berkaitan dengan ilmu ini, cuba menjauhkan daripada perbicangan yang bersifat khilaf mempunyai perbezaan di antara ulama yang agak sukar difahami bagi seseorang yang tidak pernah mendalami ilmu ini. Saya memohon daripada Allah SWT agar menerima amalan ini yang semata-mata dihasilkan keranaNya, juga untuk memberi khidmat kepada hadis NabiNya ke atasnya ribuan selawat dan salam, 1 Diambil faedah daripada apa yang saya hasilkan sebelum ini di bawah tajuk Ilm al-Rijal Pengertian dan karya-karyanya, yang mengandungi banyak perbincangan secara terperinci berkaitan dengan ilmu ini. Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! 16 ……………………………………………………….…. Pengenalan Ilm al-Rijalsesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha menerima doa, dan Dialah ke atas setiap sesuatu maha berkuasa. Ditulis oleh, Syed Abdul Majid Ghouri Dimasyq 1 Sya’ban 1428H 15/8/2008M Click to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! to BUY NOW! Pengenalan Ilm al-RijalSYED ABDUL MAJID GHOURIIlmu al-Rijal diibaratkan sebagai ilmu yang terpenting dalam pen-gajian hadis. Ilmu ini membahaskan kedudukan perawi hadis dari sudut penerimaan atau penolakan riwayat, menyingkap kesama-ran daripada nama mereka, kunyah, alqab, ansab serta mengeta-hui dan membezakan kedudukan dan peringkat ini sangat diperlukan dalam pengajian hadis kerana ia mem-bantu untuk memahami lataif al-asanid, membolehkan penyele-saian masalah yang rumit serta membolehkan penelitian terha-dap pelbagai sumber tarajum al-rijal yang sangat diperlukan dalam kajian atau kesarjanaan di semua peringkat akademik. Buku ini memberikan pengenalan kepada bidang ilmu al-Rijal dengan gaya yang mudah, tidak menyertakan permasalahan yang rumit dan tidak disepakati oleh para ulama, di samping membawa contoh-contoh yang berkaitan serta latihan yang prak-tikal dan 789672 419136 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
0 A A. 214. VIEWS. MajalahNabawi.com- Ilmu Rijalul Hadis adalah ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai periwayat hadis. Maksudnya adalah ilmu yang membahas seluk beluk dan sejarah kehidupan para periwayat, baik dari generasi sahabat, tabi'in maupun tabi' tabi'in. Dari pengertian tersebut, dapat diambil

Para rawi hadis itu disebut “Rijalul Hadis”. Untuk dapat mengetahui keadaan para rawi hadis itu terdapat “Ilmu Rijalul Hadis” yaitu “Ilmu yang membahas para rawi hadis, baik dari kalangan Sahabat maupun Tabi’in dan orang-orang angkatan sesudah mereka” Dalam ilmu Rijalul Hadis ini dijelaskankan tentang sejarah ringkas para rawi hadis dan riwayat hidupnya, dan mazhab yang dianut serta sifat-sifat rawi dalam meriwayatkan hadis. Kitab-kitab yang disusun dalam ilmu ini banyak macamnya. Ada yang hanya menerangkan riwayat singkat dari sahabat Nabi, dan ada yang menerangkan riwayat hidup rawi secara lengkap. Ada juga yang menjelaskan para rawi yang dipercayai siqah saja. Ada yang menerangkan riwayat-riwayat para rawi yang lemah-lemah, atau para mudallis, atau para pembuat hadis maudu’. Dan ada yang menjelaskan sebab-sebab dicatat dan sebab-sebab dipandang adil dengan menyebut kata-kata yang dipakai untuk itu serta martabat-martabat perkataan. Pertama seorang ulama yang menyusun kitab riwayat ringkas para sahabat, ialah Imam al-Bukhari w. 256 H. Kemudian, usaha itu dilaksanakan oleh Muhammad ibn Sa’ad w. 230 H. Sesudah itu bangunlah beberapa ahli lagi. Di antaranya, yang penting diterangkan ialah Ibn Abdil Barr w. 463 H. Kitabnya bernama al-Isti’ab. Pada permulaan abad yang ketujuh Hijrah berusahalah Izzuddin Ibnul Asir 630 H mengumpulkan kitab-kitab yang telah disusun sebelum masanya dalam sebuah kitab besar yang dinamai “Usdul Gabah”. Ibnul Asir ini adalah saudara dari Majduddin Ibnu Asir penulis An-Nihayah fi Garibil Hadis. Kitab Izzuddin diperbaiki oleh Az-Zahabi w. 747 H dalam kitab At Tajrid. Sesudah itu di dalam abad yang ke sembilan Hijrah, bangunlah Al Hafid Ibnu Hajar al-Asqalany menyusun kitabnya yang terkenal dengan nama Al-Ishabah. Dalam kitab ini dikumpulkan al-Isti’ab dengan Usdul Gabah dan ditambah dengan yang tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Kitab ini telah diringkaskan oleh As-Sayuti dalam kitab Ainul Isabah. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian Rijalul Hadis. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Al-Qur'an Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujnjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.

TANYA TENTANG; Close Menu; Homepage / Homepage / jelaskan pengertian rijalul hadits. Tag: jelaskan pengertian rijalul hadits. Pengertian Rawi - Syarat, Contoh, Struktur, Tingkatannya Muhamad Abror Posted on November 3, 2020 January 12, 2021. Definisi Rawi Rawi menjadi salah satu unsur penting dalam sebuah hadits, secara singkat
[Muat Turun Artikel – Format PDF] Kedatangan Islam dengan al-Quran dan al-Hadith telah membuka lembaran baru dalam sejarah ketamadunan manusia dan perkembangan ilmu. Ilmu-ilmu seperti Usul al-Fiqh, Usul Tafsir dan Balaghah yang dihasilkan oleh Islam tidak pernah diketahui sebelum ini. Kemunculan ilmu-ilmu ini tidak lain dan tidak bukan untuk menghuraikan dan menjelaskan maksud al-Quran dan al-Hadith. Antara ilmu yang muncul ialah ilmu Rijal Hadith iaitu ilmu yang berkait dengan perawi-perawi yang meriwayatkan hadith-hadith Rasulullah. Ilmu Rijal Hadith adalah ilmu yang sangat luas. Mengetahuinya adalah mengetahui satu bahagian yang besar dalam ilmu-ilmu Islam. Imam Ali bin al-Madini berkata “Kefahaman yang mendalam tentang makna-makna hadith adalah separuh ilmu dan mengenali para perawi adalah separuh ilmu”. Abu Ghuddah, Lamahat, hal. 80 Kata-kata Ibn al-Madini jelas menunjukkan betapa tingginya kedudukan ilmu rijal yang sebaris dengan ilmu memahami kandungan hadith. Oleh kerana itu, ulama’ menulis sejumlah kitab yang tidak terhitung banyaknya tentang keadaan para perawi hadith. Ilmu ini dapat dibahagikan kepada dua. Pertama, ilmu sejarah perawi dan kedua, ilmu Jarh wa Ta`dil. Dalam tulisan ini, penulis akan membincangkan pecahan pertama sahaja yang skopnya itu sangat luas. Ilmu Tarikh al-Ruwat Atau Sejarah Para Perawi Dr. `Ajjaj al-Khatib menyebutkan takrif ilmu ini. Kata beliau, ilmu “Tarikh al-Ruwat” ialah ilmu yang memperkenalkan perawi dari sudut yang berkait dengan periwayatan hadith oleh mereka. Ilmu ini merangkumi biografi dan penjelasan keadaan perawi, tarikh lahir dan wafat, negeri mereka, tarikh mula mendengar hadith, pengembaraan, tarikh ketibaan di sesebuah negeri, guru-guru, perawi lain yang menerima hadith daripadanya dan mendengar hadith dari syaikh yang nyanyuk sebelum atau selepas berlaku nyanyuk. Usul al-Hadith, hal. 253. Ilmu ini sama berkembang dengan ilmu hadith. Dari satu sudut, ilmu ini kelihatan sebahagian dari ilmu sejarah. Cuma ia lebih tertumpu kepada keadaan para perawi. Pengenalan Para Perawi Secara asasnya, seseorang perawi dikenali dengan nama asal tetapi ada kalanya lebih dikenali dengan “kuniyah” atau nisbahnya. Apabila seorang perawi itu dikenali dengan abu fulan bapa si fulan atau ummu fulan ibu si fulan maka itu dikatakan “kuniyah”. “Kuniyah” merupakan panggilan yang cukup utuh dalam sistem panggilan masyarakat Arab yang menggambarkan kedudukan seseorang dalam masyarakat. Begitu juga apabila perawi itu dikaitkan dengan sesuatu bangsa, tempat dan keturunan maka itu dipanggil sebagai nisbah. Di samping itu, ada juga perawi yang diberikan “laqab” atau gelaran yang melambangkan kedudukannya dalam dunia ilmu seperti al-Imam, al-Hafiz, Syaikh al-Islam dan lain-lain. Ulama’ yang menyusun biografi perawi akan memperkenalkan perawi itu dengan namanya, “kuniyah”nya, gelarannya kemudian nisbah kepada negeri. Jika “kuniyah”nya atau gelarannnya lebih terkenal maka itulah yang didahulukan. Pengenalan seseorang perawi akan lebih jelas lagi dengan dinyatakan bapanya, datuknya dan juga moyangnya. Faedahnya ialah apabila terdapat dua orang atau lebih yang mempunyai kesamaan pada nama perawi dan bapanya. Perbezaan akan dikesan dengan melihat kepada nama datuk. Adakalanya perbezaan kepada nama perawi yang sama dengan melihat kepada nisbah negeri. Sebagai contoh terdapat enam orang yang bernama al-Khalil bin Ahmad. Dalam satu masa ada empat orang yang bernama Ahmad bin Ja`afar bin Hamdan. Dalam pengajian hadith mereka ini dipanggil “al-muttafiq wa al-muftariq” iaitu sama pada nama tetapi berbeza individu. Taisir Mustalah al-Hadith, hal. 206 Satu kisah yang cukup menarik untuk disebutkan di sini yang diceritakan oleh Abu al-Farj al-Muafi bin Zakaria al-Nahrawani. Kata beliau “Pada satu tahun saya menunaikan haji dan ketika di Mina saya terdengar seorang yang memanggil, wahai Abu al-Farj. Sayapun berkata, mungkin dia mencari saya. Kemudian saya terfikir, ramai lagi orang yang di”kuniyah”kan dengan Abu al-Farj maka saya tidak menyahut. Kemudian saya mendengar orang itu memanggil Abu al-Farj al-Muafi. Lalu saya ingin benar untuk menyahut kemudian saya terfikir ada ramai lagi yang dipanggil Abu al-Farj al-Muafi maka saya tidak menjawab. Kemudian dipanggil lagi Abu al-Farj al-Muafi bin Jaafar lalu saya tidak menjawab. Kemudian dipanggil lagi Abu al-Farj al-Muafi bin Jaafar al-Nahrawani. Maka sayapun berkata tidak syak lagi tentu dia memanggil saya kerana dia telah menyebut “kuniyah” saya, nama saya, nama ayah saya dan negeri saya. Lalu saya berkata kepadanya, sayalah orang itu, apa yang anda perlukan? Lalu dia bertanya agaknya anda datang dari Nahrawan Timur. Maka saya menjawab, ya. Maka dia berkata, kami mahukan Abu al-Farj al-Muafi dari Nahrawan Barat. Lalu saya merasa amat kagum dengan kesamaan itu. Dirasat Fi Manhaj al-Naqd, hal. 155 Tahun Kelahiran Dan Kewafatan Tujuan menyatakan tarikh ialah untuk menentukan tabaqah lapisan atau generasi yang perawi itu berada bagi memastikan berlaku bersambung-sambung dalam sanad atau tidak. Ini kerana bersambung-sambung itu syarat bagi kesahihan hadith sementara terputus pula sebab kepada kecaman pada hadith. Selain itu, pendustaan sesetengah perawi dapat dikesan dengan menghitung tahun kewafatan perawi yang didakwa sebagai punca hadith dan tahun perawi yang mendakwa. Diriwayatkan daripada Ismail bin Iyash al-Himsi katanya, satu kali saya berada di Iraq lalu seorang ahli hadith datang kepada saya. Mereka berkata, di sini ada seorang lelaki yang meriwayatkan hadith daripada Khalid bin Ma`dan. Lalu saya bertanya pada tahun berapa anda mencatatkan hadith daripada Khalid. Dia menjawab, pada tahun 113 H. lalu saya berkata, sesungguhnya anda mendakwa bahawa anda telah mendengar daripada Khalid tujuh tahun setelah beliau meninggal dunia. Dirasat Fi Manhaj al-Naqd, hal. 157. Perhatian ulama’ terhadap tahun kelahiran dan kewafatan ini sangat jelas sehingga kitab-kitab mereka tentang perawi dinamakan dengan “al-Tawarikh” sebagaimana yang dapat dilihat pada al-Tarikh al-Kabir karangan Imam al-Bukhari, Tarikh Ibn Abi Khaitham dan juga Tarikh Ibn Main. Ada juga ulama’ yang menyusun nama-nama perawi mengikut tahun kewafatan dan metode ini dikenali dengan “al-Wafayat”. Contohnya, Kitab “al-Tarikh” oleh Abi Bisyr Harun bin Hatim al-Tamimi, “al-Tarikh” karangan Abu Musa Muhammad bin al-Muthanna al-Anazi. Nama Guru Dan Murid Adalah menjadi kebiasaan ulama’ yang menyusun kitab-kitab rijal untuk menyenaraikan guru-guru atau murid-murid bagi perawi atau hanya menyebut mereka yang terkenal sahaja. Di samping itu, disebutkan juga siapakah yang mengambil riwayat secara terus dan juga melalui perantaraan. Semua ini dapat membantu pengkaji rijal hadith untuk mengetahui ada pertemuan antara seorang syaikh dengan perawi itu. Pengarang kitab-kitab rijal akan berusaha bersungguh-sungguh untuk menyebutkan guru dan murid. Umpamanya di bawah biografi Imam Ahmad, al-Mizzi menyenaraikan lebih kurang seratus tiga puluh orang guru Imam Ahmad dan lebih kurang lapan puluh orang murid. Tahzib al-Kamal, jil. 1, hal. 437 Pengembaraan Ilmiyyah Pengembaraan atau rihlah memainkan peranan yang penting dalam sejarah ilmu hadith sama ada dari segi pengumpulan hadith atau mengenalpasti kedudukan para perawi. Sejarah mencatatkan bahawa Jabir bin Abdullah membeli seekor tunggangan dan mengembara dari Madinah ke Mesir untuk mendapatkan kepastian daripada Uqbah bin Amir adakah beliau mendengar sebuah hadith tentang melindungi orang mukmin. Selepas itu beliau terus pulang tanpa menghiraukan apa-apa urusan. Abu Lubabah, al-Jarh wa al-Ta`dil, hal. 24 Apabila berlaku gejala pemalsuan hadith, para ulama’ mengembara ke setiap ceruk negeri untuk mengkaji punca-punca hadith-hadith maudhu’ lalu mereka dapat mengetahui siapakah yang terlibat dalam jenayah ini. Daripada al-Mua’ammal bin Ismail katanya seorang syaikh telah menceritakan kepada saya beberapa hadith tentang kelebihan surah-surah. Lalu saya berkata kepada syaikh itu “Siapakah yang menceritakan kepada anda?”. Dia menjawab “Seorang lelaki di Madain telah menceritakan kepada saya dan dia masih hidup”. Lalu saya pergi menemuinya dan bertanya “Siapakah yang menceritakan kepada anda?”. Dia menjawab “Seorang syaikh di Wasit telah menceritakan kepada saya dan dia masih hidup”. Lalu saya pergi menemuinya dan dia berkata “Seorang syaikh di Basrah telah menceritakan kepada saya”. Kemudian saya pergi menemuinya dan dia berkata “Seorang syaikh di Abbadan telah menceritakan kepada saya”. Lalu saya pergi menemuinya dan dia menarik tangan saya dan membawa masuk ke sebuah rumah. Tiba-tiba saya dapati di dalamnya sekumpulan pengikut tasawuf bersama seorang syaikh. Lelaki itu berkata kepada saya “Syaikh inilah yang telah menceritakan kepada saya”. Lalu saya berkata “Wahai syaikh! Siapakah yang telah menceritakan kepada anda?”. Dia menjawab “Tidak ada sesiapapun yang menceritakan kepada saya tetapi saya melihat orang ramai tidak memberi perhatian kepada al-Quran maka saya menciptakan hadith ini untuk mereka supaya hati-hati mereka kembali berpaling kepada al-Quran”. al-Suyuti, Tadrib al-Rawi, hal. 222 Faedah daripada mencatatkan tempat-tempat dan tahun pengembaraan ialah untuk menentukan bersambung-sambungnya sanad perawi itu dengan ulama’ hadith di negeri itu. Contohnya sekiranya perawi itu tidak pernah sampai di Mesir dan tidak didapati bahawa ada ulama’ Mesir yang bertemu dengannya, lalu perawi itu meriwayatkan satu hadith dari ulama’ Mesir maka para ulama’ hadith akan berhati-hati dengannya. Ini kerana sudah ada syubhat dalam riwayat ini dan memberi gambaran bahawa sanad hadith itu tidak bersambung di samping mengambil kira penilaian yang lain seperti perawi itu dituduh berdusta, tidak tepat atau lalai. Dirasat Fi Manhaj al-Naqd, hal. 162 Perhatian Terhadap Sanad Sebagai Tuntutan Menjaga Hadith Hadith sebagai huraian kepada makna al-Quran. Seseorang mujtahid atau ulama’ tidak akan dapat memahami makna al-Quran sehinggalah beliau dapat menguasai hadith-hadith Rasulullah Oleh itu, hadith dikatakan sebagai praktik atau jelmaan kepada ajaran al-Quran. Oleh kerana hadith itu hanya sabit dengan adanya sanad yang dipercayai dan sanad itu merupakan rantaian para perawi, maka menjadi tugas umat ini untuk memeriksa dan mengenali para perawi. Adalah wajib kepada kita dalam menjaga sunnah untuk mengenali siapakah yang membawa hadith-hadith Rasulullah. Ini kerana periwayatan hadith itu ada kalanya dilakukan orang yang wajib kita menerima beritanya dan orang wajib kita menolaknya. Ini bererti terdapat kelas-kelas yang tertentu bagi para perawi yang menukilkan hadith. Memeriksa kedudukan para perawi sangat penting dalam menentukan kesahihan riwayat hadith. Lebih-lebih lagi dalam berinteraksi dengan berita-berita sejarah kerana kelonggaran dalam menukilkan peristiwa-peristiwa lebih ketara lagi. Ilmu Rijal Hadith ini sangat penting dalam berhadapan dengan pereka-pereka hadith. Kata Sufyan al-Thauri “Apabila para perawi menggunakan dusta dalam periwayatan maka kami gunakan sejarah untuk melawan mereka”. al-Khatib, al-Kifayah, hal. 119 Di sisi ulama’ hadith, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada matan bagi hadith. Sanad merupakan ciri khusus umat Islam. Sebelum kedatangan Islam, sejarah tidak mengenali konsep sanad dalam menukilkan berita-berita malah kebenaran kitab-kitab suci agama sebelum Islam tidak dapat dibuktikan kerana sejarah kewujudannya tidak jelas. Apatah lagi dengan kitab-kitab sejarah. Kita boleh lihat kepada Injil iaitu Matta, Marks, Yuhanna dan Luke. Keempat-empat orang pengarang ini tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa Sejarah tidak dapat memberikan jawapan siapakah yang meriwayatkan injil-injil ini daripada Nabi Isa Tambahan pula, tidak diketahui bahasa asalnya, bagaimana mungkin diyakini kebenarannya? Sulaiman al-Nadwi, al-Risalah al-Muhammadiyyah, hal. 30 Berbeza dengan keadaan Islam, setiap sumbernya itu mempunyai sanad yang jelas. Setiap hadith yang didakwa berasal daripada Rasulullah mempunyai sanad walaupun ianya hadith dhaif. Ulama Islam mengkaji hadith–hadith Rasulullah dari sudut matan dan sanadnya sekali. Bahkan mereka menetapkan bahawa sanad itu adalah juzuk yang penting bagi hadith. Tanpa sanad sesuatu tidak akan diterima. Dalam hal ini, Abdullah bin Mubarak mengucapkan kata-katanya yang sangat masyhur iaitu الإسناد من الدين. ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء. “Sanad itu sebahagian daripada agama. Tanpanya siapa sahaja akan mengatakan apa yang dia mahu kata.” Sahih Muslim, hal. 9 Dengan kedatangan Islam, tradisi sanad bukan sahaja digunakan dalam kitab-kitab hadith malah meliputi kitab sejarah, bahasa dan sastera. Cara Menguji Para Perawi Para imam ilmu rijal akan memeriksa keadaan perawi dari segi sejauh mana dia menjaga perintah-perintah Allah dan menjauhi kemungkaran. Untuk itu, ulama’ akan bertanya kepada orang yang lebih arif tentang perawi tersebut. Al-Hasan bin Saleh berkata “Apabila kami mahu menulis tentang seorang perawi, kami akan bertanya tentangnya sehingga dikatakan orang “Adakah anda mahu mengahwinkannya?”. Sekiranya seorang imam diceritakan hadith dari seseorang syaikh yang masih hidup, maka imam tersebut akan menemui syaikh tersebut untuk mendapatkan kepastian adakah benar begitu atau tidak. Syu’bah berkata “al-Hasan bin Amarah berkata bahawa al-Hakam telah menceritakan kepada saya daripada Yahya bin al-Jazzar daripada Ali sebanyak tujuh buah hadith. Lalu saya menemui al-Hakam dan bertanya kepadanya. Al-Hakam menjawab saya tidak pernah mendengar apa-apa daripada Yahya”. Ini menunjukkan bahawa hadith-hadith itu telah disandarkan kepada al-Hakam sedangkan beliau tidak pernah meriwayatkannya.al-Muallimi, Ilm al-Rijal wa Ahamiyyatuh, hal. 5 Jika imam itu mendengar hadith yang diriwayatkan daripada syaikh yang telah meninggal dunia maka beliau akan bertanya kepada perawi, bila syaikh itu meninggal dunia? Bilakah anda bertemu dengannya dan di mana? Kemudian imam itu akan membandingkan jawapan-jawapan tersebut dengan maklumat yang ada pada beliau tentang syaikh tersebut. Contohnya tentang cerita yang dinukilkan daripada Ufair bin Midan bahawa Umar bin Musa bin Wajih menceritakan daripada Khalid bin Madan. Kata Ufair “Lalu saya bertanya kepadanya, pada tahun berapakah anda bertemu dengannya?”. Lalu dia menjawab, pada tahun 158H di peperangan Armenia. Lalu saya berkata kepadanya “Takutlah kepada Allah wahai syaikh, jangan berdusta, Khalid meninggal dunia pada tahun 154. Saya ingin beritahu kepada kamu lagi, dia tidak pernah berperang di Armenia”. Ibid
.
  • r1hp2lwje5.pages.dev/450
  • r1hp2lwje5.pages.dev/611
  • r1hp2lwje5.pages.dev/471
  • r1hp2lwje5.pages.dev/589
  • r1hp2lwje5.pages.dev/155
  • r1hp2lwje5.pages.dev/963
  • r1hp2lwje5.pages.dev/476
  • r1hp2lwje5.pages.dev/324
  • r1hp2lwje5.pages.dev/913
  • r1hp2lwje5.pages.dev/134
  • r1hp2lwje5.pages.dev/896
  • r1hp2lwje5.pages.dev/553
  • r1hp2lwje5.pages.dev/328
  • r1hp2lwje5.pages.dev/821
  • r1hp2lwje5.pages.dev/579
  • pertanyaan tentang ilmu rijalul hadits